SabdaTuhan kepada murid-murid-Nya di pantai danau Galilea 2.000 tahun yang lalu, terdengar nyaring sekarang ini pula, "Bertolaklah ke tempat yang dalam.!". Dengan kata-kata tersebut kita diajak untuk memberi makna mendalam pada peristiwa kebersamaan kita, ketika kita merayakan Tahbisan Uskup sebagai peristiwa iman Gereja. 1 Kerendahan hati untuk menjadi taat Ketaatan Petrus kepada perintah Yesus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam membutuhkan kerendahan hati yang luar biasa. Petrua adalah seorang nelayan yang setiap hari berkarya di danau dengan perahu, jala, ikan dan musim-musimnya. Dia sangat mengenal betul kapan saat yang tepat untuk menangkap ikan. Menghadapilaga perdana Liga 1 2021, Persib akan bertolak ke Tangerang pada Jumat (3/9/2021), atau sehari sebelum laga berlangsung. Kedua seorang murid Yesus harus mampu bertolak ke tempat yang dalam. Yesus menyuruh Simon bertolak ke tempat yang dalam. Dengan bertolak ke tempat yang dalam, mereka mendapatkan banyak ikan. Ketika bertolak ke tempat yang dalam, kita harus siap menghadapi tantangan dan risiko yang lebih besar. Namun, kedalaman juga menyimpan potensi yang lebih besar. JAKARTA Presiden Joko Widodo akan meninjau sejumlah infrastruktur jembatan dan jalan nasional di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Rabu (6/7/2022).. Dilansir dari laman Sekretariat Kabinet (Setkab), Jokowi bertolak menuju Kota Gunungsitoli untuk mengawali kunjungan kerjanya (kunker) ke Sumut.. Pesawat ATR-Pelita Air yang membawa Presiden dan rombongan lepas landas dari IbadahDoa pagi (Jumat, 03 September 2021) GKJW Jemaat Jember yang diadakan secara live streaming.Jangan lupa like, comment & subscribe untuk mendukung chann JAKARTA PT Mass Rapid Transit ( MRT) Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada Senin (11/7/2022) hingga Jumat (15/7/2022). Kunjungan kerja yang dipimpin oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi bertujuan untuk mempererat kerja sama penyediaan suku cadang dengan sejumlah mitra. Y9aw. Apa yang dimaksud dengan Moral Katolik? Jawab Iman akan Kristus dalam tindakan faith in action Apa yang menjadi hakikat dan kekhasan Moral Katolik dibanding dengan pandangan moral secara umum? Jawab Moral katolik didasarkan pada iman akan pewahyuan Allah yang menjadi sumber pedoman untuk hidup baik dan benar. Sementara itu, moral secara umum didasarkan pada kemampuan akal budi untuk memahami yang baik dan buruk, benar dan salah. Apa yang menjadi tujuan dari Moral Katolik? Jawab Kekudusan dan persekutuan dengan Allah Apa sumber-sumber dari Moral Katolik? Jawab a Kitab Suci menjadi sumber utama alam seluruh moralitas Katolik yang memuat pewahyuan Allah yang ditanggapi dengan iman dan dilaksanakan dalam tindakan-tindakan moral. b Tradisi bagian dari kekayaan Katolisisme sebagai tanda proses perjalanan sejarah yang panjang dan kaya akan beragam kebijaksanaan yang didasarkan pada iman yang benar [contoh tulisan para pujangga Gereja, santo-santa, Summae Confessorum] c Magisterium merupakan ajaran sah Gereja Katolik yang menjadi pedoman hidup keseharian dengan berbagai kompleksitas, pertimbangan dan pemecahan [ Ensiklik Evangelium Vitae untuk martabat hidup manusia, Laborem Excercens untuk moral sosial, dll.] Apa prinsip-prinsip dasar dari Moral Katolik? Jawab Prinsip dasar moralitas Katolik ada pada keutamaan Kristiani yang mencakup Iman, harapan, kasih. bdk moralitas umum yang belandaskan pada keutamaan kardinal keadilan justitia, kebijaksanaan prudentia, penguasaan diri temperantia, keberanian fortitudo. Moral Katolik memiliki beberapa bidang pendalaman. Bagaimana karakteristik atau kekhasan dari masing-masing bidang pendalaman Moral Katolik tersebut? Jawab a Moral Keluarga dan Perkawinan mengatur hidup keluarga khususnya menyangkut pendidikan anak dan keharmonisan hubungan suami-istri [ penggunaan alat kontrasepsi, artificial procreation] b Moral Hidup mengatur bagaimana menghargai hidup sebagai anugerah dari Tuhan yang harus dipelihara sejak awal hingga berakhirnya secara normal [ hukuman mati, assisted suicide, euthanasia, aborsi, privasi, peperangan, genetic engineering, human enhancement] c Moral Sosial mengatur hubungan satu orang dengan orang lain [manusia dengan ciptaan lain] sebagai ciptaan dan citra Allah yang memiliki martabat yang harus dibela dan diperjuangkan [ ketidakadilan, diskriminasi jender, rasisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, kemiskinan, perbudakan]. Penjelasan Lanjutan Moral selalu berhubungan dengan “tindakan manusia”. Moralitas adalah pedoman untuk bertingkah laku. Subjek dari moralitas adalah manusia itu sendiri senangkan yang menjad objek adalah tindakan manusia. Moralitas menentukan salah atau benar, baik atau buruk tindakan manusia. Nilai-nilai moral tertanam dengan baik dalam setiap kebudayaan manusia, persisnya dalam kearifan-kearifan wisdom lokal yang dituruntemurunkan dari generasi ke generasi. Moralitas dapat dikatakan sebagai hasil refleksi peradaban manusia akan diri dan tujuan hudup baiknya dalam dinamika perjalanan hidupnya. Dalam praktik Gereja awal, moralitas selalu dikaitkan dengan dosa sehingga moralitas erat kaitannya dengan sakramen pengampunan dosa. Teologi moral kala itu berkutat pada punisment atas dosa-dosa setiap orang berdasarkan kriteria berat dan ringan. Bangsa Celtik atau para peniten abad pertengahan membentuk literatur teologis yang unik dan memukau. Tradisi penitensial bermula di Irlandia dan disebarkan ke wilayah Kontinen oleh para biarawan missionaris dari Irlandia. Hal ini semakin subur dari abad ke-6 hingga ke-10. Secara singkat dikatakan bahwa penitensi-penitensi berisi daftar dosa yang akan langsung dikaitkan dengan denda. Salah satu contohnya terdapat dalam The Penitential of Theodore Jika seseorang mencuri dari gereja, maka ia harus menggantinya empat kali lipat; jika dari orang biasa, dua kali lipat. Penitensi-penitensi The Penitentials digunakan sebagai pedoman administrasi dalam sakramen pengampunan dosa. Penitensi-penitensi tersebut memampukan para pengaku untuk menentukan bentuk spesifik dari dosa tertentu dengan hukuman tertentu. Praktik ini mulai dilakukan di Irlandia dan Kontinen Alpen Utara. Pengakuan publik praktis hanya dilakukan di Roma. Penitensi-penitensi memegang peranan penting dalam Kristenisasi khususnya di Irlandia dan Inggris dan kemudian di Eropa Utara dan Tengah. Asalnya dari kebudayaan Celtik. Teologi moral menjadi semakin sistematis setelah munculnya Summa Theologiae Thomas Aquinas pada abad ketigabelas. Teologi menjadi sangat sistemantis dalam Summa Theologiae. Hal ini terjadi karena dipengaruhhi oleh lingkungan di mana teologi kini berkembang universitas. Kini teologi berada di bawah keuskupan bukan biara; lebih berciri urban bukan rural; lebih berambisi intelektual daripada bertujuan religius atau monastik. Sejak tahun 1200 universitas-universitas mulai mengartikan diri secara unik sebagai “sebuah komunitas terpelajar dari para guru dan cendekia, universitas societas magistrorum discipulorumque”. Universitas-universitas mencoba untuk menghindari kontrol baik dari kerajaan, maupun dari kepausan. Salah satu yang sungguh independen pada saat itu adalah University of Copleston. Hal ini memberi ciri tertentu bagi teologi yang berkembang pada abad ketigabelas, yakni independensi teologi dari kepausan dan kerajaan/negara. Teologi yang berkembang pada abad ini juga adalah produk para anggota Dominikan dan Fransiskan. Selain itu, teologi yang dihasilkan pada abad ini lebih untuk kepentingan intelektual, dan bukan pastoral. Para kaum terpelajar mulai membaca sumber-sumber non-Kristiani, khususnya tentang Yahudi dan Islam. Mulai dibedakan antara agama dan teologi, antara filosofi dan pengalaman manusiawi. Pada masa ini, teologi dipahami sebagai upaya untuk menemukan pola-pola teratur dan makna inheren dalam doktrin-doktrin yang membentuk hidup keagamaan Eropa Barat. Thomas Aquinas menuliskan bahwa dalam diri setiap manusia, Allah “memateraikan” imprint pengetahuan-Nya Summa Theologiae 1a, ad 2. Dengan mengatakan ini, Aquinas mau menekankan bahwa tujuan akhir manusia adalah Allah sendiri, kekembalian manusia kepada Allah dengan cara menampilkan ciri keilahian yakni kebaikan dalam hidup sehari-hari. Pada level tertentu, moral katolik tidak berhenti pada hubungan dengan manusia. Sebaliknya, ia sampai pada hubungan dengan Allah science concerned with God sebagai sumber, teladan, dan tujuan tindakan manusia. Allah menjadi tujuan utama telos tindakan manusia. Setelah Konsili Vatikan II Setelah Konsili Vatikan II, muncul muncul teolog-teolog moral seperti Bernard HĂ€ring, Karl Rahner, Bruno SchĂŒller, Josef Fuchs, Richard McCormick, dan Charles Curran. Para penulis ini memiliki pengaruh yang besar di kalangan moralis Katolik kontemporer. Mereka ini mencoba untuk mengontekstualisasikan teologi moral sesuai dengan zamannya. Bernard HĂ€ring Tulisan HĂ€ring, The Law of Christ, menekankan pentingnya tanggapan terhadap undangan Allah, konversi, dan keteguhan hati mengikuti Kristus demi keselamatan jiwa-jiwa. Disertasinya yang berjudul Das Heilige und das Gute, adalah studi atas karya Max Scheller dan Rudolf Otto. Dalam disertasi tersebut ia meneliti hubungan antara kebebasan dan rahmat dari sudut pandang yang kudus dan yang baik. Pada tahun 1978, HĂ€ring menerbitkan sebuah karya sistematis yang berjudul Free and Faithful in Christ. Karya ini merupakan kelanjutan dari The Law of Christ, tetapi juga berisi perkembangan kematangan pikiran penulis. Karya ini berisi asal-usul teologi Moral, pemurnian dalam hal tanggung-jawab, dan konsep mengenai hukum kodrat. Dalam konteks hukum kodrat ini, ia menegaskan pentingnya pandangan mengenai posisi normatif dalam teologi moral. Maka untuk mengurai hal ini, ia kembali pada Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Penggunaan Kitab Suci untuk menilik kembali visi Kristiani mengenai teori etis adalah sebuah inovasi baru dalam kalangan para teolog kontemporer kala itu. Baginya, hukum kodrat bukan sekadar doktrin filosofis sebagai fondasi teologis, melainkan sebagai doktrin teologis yang berpangkal dari penciptaan. The natural law dan the new law keduanya ada dalam pewahyuan. 2. Karl Rahner Upaya pokok Rahner adalah merelokasi teologi moral menjadi teologi sistematis dengan mengelaborasi antropologi teologis. Dalam Foundations of Christian Faith ia menuliskan “
 very many individual moral norms which are binding on Christians reflect structures which belong to concrete reality which is different from God. Social justice and certain norms of sexual morality are in the first instance descriptions of the structures of created reality, of finite, conditioned and contingent realities, and they are descriptions which have been transposed into normative language”. Ia memberi penekanan pada kondisi kemungkinan bagi setiap individu untuk membangun hubungan yang kaya dan makin dewasa dengan Allah dalam perjuangan menjadi apa yang seharusya bisa mereka buat. Dia juga menekankan pendekatan empiris terhadap norma-norma moral konkret . Pemahamannya mengenai hubungan antara kodrat dan rahmat, iman dan akal budi, filsafat dan teologi dengan jelas mengubah rasa dan aliran teologinya. Penerimaannya terhadap tradisi Kantian dan filsafat modern berubah pada subjek yang memampukannya merangkul posisi-posisi yang tak bisa dijangkau oleh para neo-Thomist. Etika, teologi rahmat, dan teori tentang pribadi yang dikembangkannya sungguh sangat berlawanan dengan para neo-Thomist. 3. Bruno SchĂŒller Bruno SchĂŒller adalah seorang teolog Jesuit Jerman yang juga menjadi kritikus manual neo-Thomist. Dalam Gesetz und Freiheit, ia mengkritisi pandangan para manualis tentang hukum Ilahi. Bagi SchĂŒller, manual-manual tradisional sama sekali tidak berkaitan dengan etika filosofis dan hukum Gereja. Baginya, ada dua karakteristik teori moralitas 1 teori moralitas mengkaji tentang tuntutan-tuntutan moral yang bisa dibenarkan secara moral lantaran kodrat, sehingga mengambil jarak dari setiap bentuk positivisme moral; 2 teori moralitas mengandaikan adanya sumber insight yang logis terhadap tuntutan-tuntutan moral bagi akal budi ratio, sejauh akal budi ini dibedakan dari iman fides”. Bagi SchĂŒller, moralitas adalah hasil dari dua aspek fundamental eksistensi manusia keterciptaan creatureliness dan kebebasan freedom. Keterciptaan mengindikasikan ketergantungan yang menjadi ciri eksistensi manusia; kebebasan dan kepribadian personhood merefleksikan independensi eksistensi manusia. Kehadiran keduanya menjadi ciri manusia yang melahirkan kewajiban moral das unbedingte Sollen, die Notwendigkeit des Sollens. Ada tiga istilah kunci yang digunakan oleh SchĂŒller sebagai pusat moralitas kewajiban tak bersyarat dari hukum das unbedingte Sollen des Gesetzes, hukum ilahi Gesetz Gottes dan hukum das Gesetz. 4. Josef Fuchs Pada tahun 1955, Fuchs menerbitkan Natural Law, yang mengindikasikan kedekatannya dengan neo-Thomisme. Pada tahun 1970, ia menerbitkan Human Values and Christian Morality yang menekankan karakter teologis hukum kodrat. Baginya, elemen hukum kodrat adalah elemen-elemen aturan moral supranatural. Hukum Kristus tidaklah dilihat sebagai yang material. Kristus tidak dilihat sebagai pemberi hukum yang baru. Sebaliknya, Kristus adalah prinsip yang menjiwai animating principle dalam tindakan moral orang-orang Kristiani. Hal inilah yang membedakannya dari pendekatan para neo-Thomist. Fungsi penjiwaan Kristus ada dalam rahmat dan karya Allah dalam diri setiap insan; dan bukan dihubungkan dengan hal-hal yang berciri psikologis. Pribadi Kristus berkarya dalam semangat cinta dan penebusan dalam hidup setiap insan. 5. Richard McCormick Richard McCormick adalah teolog moral paling berpengaruh di Amerika. Dalam “Human Significance dan Christian Significance”, McCormick merumuskan lima premis yang dipegang oleh mayoritas teolog moral Katolik keutamaan kasih, interioritas esensial hukum dalam Perjanjian Baru, eksistensi hukum kodrat, hubungan antara hukum kodrat dan moralitas injili, dan penolakan terhadap moralisme. Bagi McCormick, norma-norma moral adalah pernyataan mengenai “value” dan “disvalue”. “Value” adalah kesempatan bagi setiap orang untuk mekar berseri. “Value” inilah yang menjadi maksud dari objek moral, yakni yang mencakup hal-hal konkret dalam hidup manusia. McCormick mencatat ada tigabelas elemen kunci dalam kisah Kristiani, seperti “God is the author and preserver of life”, dan “in Jesus’ life, death and resurrection we have been totally transformed into new creatures, into a community of the transformed”. Agar bisa mendunia, kisah Kristiani perlu ditatapkan pada nilai dan makna sebagai ekspresi dari kedekatan natural dunia nyata. Etika teologis perlu menghubungkan ungkapan kultural dari nilai-nilai dasar manusia dengan visi yang didasarkan pada kisah Kristiani Christian story. 6. Charles E. Curran Charles E. Curran adalah seorang teolog Katolik sangat berpengaruh di Universitas Katolik Amerika. Model etis yang dia kembangkan ialah relasionalitas dan responsibilitas. Hal ini ada kaitannya dengan pendahulunya, Bernard HĂ€ring. Namun, ia juga banyak mengacu pada karya-karya Richard Niebuhr, The Responsible Self. Dalam relasionalitas dan responsibilitas, Curran menawarkan alternatif ketiga moralitas selain daripada teleologi dan deontologi. Ia menuliskan, “Misteri salib dan paskah mengingatkan kita bahwa tujuan atau akhir hidup kita tidaklah berada di tangan kita. Sebagai orang-orang Kristiani, kita hidup dalam harapan bahwa yang jahat dan berbagai permasalahan terkini dapat diubah oleh kuasa Allah dan seutuhnya berubah menjadi keutuhan hidup”. Bagi Curran, keutamaan-keutamaan, tujuan hidup, penilaian moral orang-orang Kristiani akan membangkitkan cara hidup autentik dari setiap pengikut Kristus. Ia mengangkat lima misteri Kristiani penciptaan, dosa, inkarnasi, penebusan, dan kebangkitan. Pendirian ini akan memancarkan terang bagaiman orang-orang Kristiani memaknai kematian, akan makna misteri paskah, dan dengan demikian membangkitkan sikap, disposisi dan tujuan khas dari perspektif Kristiani. Misteri Kristiani inilah yang akan membentuk cara pandang orang Kristiani terhadap dunia. Bagi Curran, doktrin mengenai penciptaan, dosa, inkarnasi, penebusan, dan kebangkitan memampukan setiap orang Kristiani untuk melihat dunia senyata-nyatanya yakni sebagai “yang tercipta, yang berdosa, dan yang tertebus”. Dengan demikian, setiap orang Kristiani diharapkan bisa menguraikan aturan moral manusia historis dalam terang “kisah, simbol, dan pemahaman-diri Kristiani”. Baginya, keyakinan teologis akan membentuk dimensi subjektif dan objektif dalam dunia orang-orang Kristiani. Sumber Gallagher, John A. Time Past, Time Future. An Historical Study of Catholic Moral Theology. New York Paulist Press, 1990. HonorĂ©, Tony. “The Necessary Connection between Law and Morality”, Oxford Journal of Legal Studies, Vol. 22, No. 3 Autumn, 2002, pp. 489-495, , 3600656 New Catholic Encyclopedia. “Method of Moral Theology”, The Gale Group Inc., 2003 O’Callaghan, Denis. “Theology 6 Law and Morality”, The Furrow, Vol. 22, No. 6 Jun., 1971, pp. 350-362, Salzman, Todd A. Method and Catholic Moral Theology. Nebraska Creighton University Press, 1999. Weaver, Darlene Fozard. The Acting Person and Christian Moral Life. Washington Georgetown University Press, 2011. Duc in Altum Bertolaklah ke tempat lebih dalam Dalam kehidupan kita sehari-hari kerapkali kita mendengar tentang orang yang berprofesi sebagai nelayan penjala ikan. Mereka yang setiap hari pergi menangkap ikan ke laut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka yang hidup dekat dengan pantai akan lebih mengerti soal menangkap ikan daripada mereka yang tinggal jauh dari pantai perkotaan. Injil yang disampaikan kepada kita hari ini berbicara tentang seseorang yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan yang bernama Simon yang diceritakan dalam Injil hari ini kurang beruntung karena sepanjang malam tidak mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang dia harapkan sebelumnya. Keputusasaan yang dihadapi tersebut berubah menjadi sukacita karena Yesus penyelamat dunia datang menghampirinya di tepi pantai. Kedatangan Yesus ke pantai tidak hanya mengajarkan atau mewartakan firman Allah tetapi juga ikut serta menebarkan jala di tengah Danau Genesaret. Setelah Yesus selesai berbicara kepada orang banyak, Yesus berkata kepada Simon “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan“. Jika dipikirkan lebih kritis, bagaimana mungkin seorang anak tukang kayu yang hidupnya jauh dari pantai mengatakan kepada orang yang berprofesi sebagai nelayan,“bertolaklah ke tempat lebih dalam dan tebarkanlah jalamu“ ? Pada awalnya Simon merasa ragu akan perkataan Yesus tersebut karena sudah satu malam menjala ikan tetapi tidak mendapatkan apapun. Selain itu, Yesus menyuruh Simon menjala ikan sesudah matahari terbit atau tengah hari. Akan tetapi karena ketaatannya kepada Yesus dan karena Yesus sendiri yang mengatakan, dia bersama teman-temanya berangkat ke tengah danau untuk menjala ikan. Setelah mereka menebarkan jala, mereka menangkap sejumlah ikan besar sehingga jala mereka mulai koyak. Perkataan Yesus tersebut menjadi gambaran bagi kita bahwa untuk memperoleh sesuatu yang berlimpah harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam. Simon yang pada awalnya penjala ikan dipanggil Allah untuk menjadi penjala manusia. Dipanggil untuk mewartakan firman Allah kepada orang-orang yang belum mengenal atau percaya kepada Allah. Tahun ini merupakan Tahun Lembaga Hidup Hakti. Teladan yang diberikan Simon tentang ketaatan atas perintah Yesus dapat menjadi pegangan yang sungguh berarti bagi semua orang yang percaya kepada Yesus. Para religius yang dipanggil Allah dari berbagai tempat dituntut untuk lebih mementingkan perkara-perkara surgawi. Melayani sesama dan mewartakan karya keselamatan ke sudut-sudut dunia merupakan panggilan kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Bertolak ke tempat yang lebih membutuhkan pelayanan adalah salah satu tanda bahwa kita taat kepada Allah. Kita yang mengikuti Yesus harus berani menebarkan “ jala“ ke tempat-tempat yang haus akan cinta kasih yang berasal dari Tuhan. Dengan menebarkan jala mewartakan sabda Allah, maka akan banyak orang yang mengenal Allah dan sekaligus percaya bahwa Dialah pemilik segala sesuatu yang baik. Fr. Thomas Lumban Gaol OFM Cap Ilustrasi Duc in altum. Ist DUC in altum. “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Lk. 54 Silakan click “Duc in altum
!” Sabda Tuhan kepada murid-murid-Nya di pantai danau Galilea tahun yang lalu, terdengar nyaring sekarang ini pula, “Bertolaklah ke tempat yang dalam
.!”. Dengan kata-kata tersebut kita diajak untuk memberi makna mendalam pada peristiwa kebersamaan kita, ketika kita merayakan Tahbisan Uskup sebagai peristiwa iman Gereja. Ajakan itulah yang saya sampaikan ketika saya ditahbiskan menjadi Uskup Bandung, 16 Juli 2008. dan tercantum pada Surat Gembala Uskup pada Awal Tugas Penggembalaan, 19/20 Juli 2008. Ajakan tersebut meneguhkan saya dan banyak saudara lain untuk bertolak ke tempat yang dalam, dan menebarkan jala untuk menangkap ikan melalui jala-jala internet, karena internet dapat menjadi media perwartaan kabar suka cita untuk meningkatkan mutu kehidupan pada zaman kita. Karena kita menyadari ada banyak kepentingan dapat melekat pada jala-jala internet tersebut, misalnya kepentingan bisnis komersial, perlulah kita memurnikan motivasi kita menggunakan sarana komunikasi yang disediakan pada zaman modern sekarang ini. Motivasi yang tidak murni dalam penggunaan jala zaman sekarang untuk meningkatkan mutu kehidupan dapat menjadi penyebab jala mulai koyak, bila ikan yang kita peroleh begitu banyak. Kebangkitan Kristus menjadi daya kekuatan bagi kita untuk memurnikan motivasi kita dalam menggunakan jala dengan semangat baru. Ia yang bangkit telah berkata kepada para murid pada hari setelah kebangkitan-Nya, ketika mereka sedang berada di pantai Tiberias, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu” Yo. 216. Kesediaan kita melaksanakan kehendak-Nya merupakan bagian kita, agar dapat menyaksikan mukjizat, seperti dulu dialami Simon Petrus. Dulu, “Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.” Yoh 2111. Pada jala zaman kita website dan weblog diciptakan, agar kita mengalami, bahwa Ia hidup menyertai kita, dan kita pun memiliki hati yang peka pada kehadiran-Nya, sehingga kita pun dapat berseru seperti murid yang dikasihi Tuhan, “Itu Tuhan!” Yoh 217, ketika menyaksikan pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan-Nya pada zaman kita sekarang ini. Salam, doa n Berkah Dalem, Semarang, 20 November 2012 + Johannes Pujasumarta Photo credit Ist Ilustrasi Terjebak dan arus lalu lintas tak bisa bergerak berjam-jam berjam-jam di rute perjalanan Ketapang-Tanjung akhir Agustus 2022. Romo A. Joko Purwanto Pr Puncta Biasa XXIILukas 5 1-11 SEPEKAN kemarin kami berkunjung ke Paroki Tanjung di Ketapang. Kami menyapa teman yang bertugas di pedalaman. Priests visit priests. Kami berangkat dari Keuskupan Ketapang pukul pagi. Tiba di Tanjung sudah pukul Malam sudah gelap. Perjalanan habis di daerah Mahawa yang medannya rusak parah. Ada banyak mobil kecil amblas di jalan penuh lumpur. Tak bisa bergerak. Berjam-jam kami antri supaya mobil satu per satu bisa tembus. Jarak tempuh sebenarnya tinggal 15 km saja sampai di Tanjung. Tetapi karena jalan hancur kami menunggu berjam-jam sampai hari gelap. Setelah sampai di paroki, kami disambut Fr. Gusti yang jaga rumah. Romo Krisno sedang ada misa di stasi malam itu. Dia pulang ke pastoran kehujanan, karena hanya naik sepeda motor. Hari gelap, hujan deras, jalan buruk adalah menu harian yang harus dijalani. “Kamu jauh-jauh, susah-susah ke pedalaman seperti ini mau cari apa ta Kris?” tanya seorang romo yang belum pernah bermisi ke luar Jawa. “Masih ada tempat yang lebih sulit dan menantang dari sini,” Romo Krisno menjawab dengan senyum ceria. Umat di pedalaman masih sangat membutuhkan warta keselamatan. Kita harus berani diutus ke tempat-tempat yang dalam demi keselamatan jiwa-jiwa. Jangan hanya berpikir cari enak-enak, merasa cukup di tempat sendiri. Tidak mau diutus ke tempat yang dalam di luar keuskupan. Begitulah kesimpulan perbincangan kami malam itu, sambil minum tuak dan makan kimpul rebus. Injil hari ini menyiratkan agar para murid berani bertolak ke tempat yang dalam. Yesus menyuruh Simon untuk menangkap ikan. “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Kalau kita hanya pergi ke tempat dangkal, kita tidak akan mendapat apa-apa. Paling-paling ikan “uceng, cethul,” wader atau ikan kecil lainnya. Tetapi kalau kita berani pergi ke tempat yang dalam, di sana ada ikan-ikan besar yang bisa ditangkap. Selama setahun berkarya di Tanjung, Romo Krisno sudah membaptis hampir 800-an anak, membereskan banyak pasangan perkawinan. Itulah gambaran laut yang dalam. Saya di Cawas, setahun tidak sampai 20 anak yang dibaptis. Memberkati perkawinan setahun bisa dihitung dengan jari. Dengan medan yang sulit, tantangan yang berat, ombak dan badai di laut yang dalam juga bisa menghasilkan nahkoda yang handal. Alam akan mendidik kita menjadi imam yang tangguh, kuat dan “mrantasi”. Tidak mudah mengeluh. Sedang laut yang dangkal, tenang justru membuat kita menjadi imam yang manja, loyo, malas, “kakehan alesan lan sak kepenake dewe.” Imamat kita itu dari Yesus, bukan jerih payah kita sendiri. Kalau menganggap imamat itu hasil usaha kita, pengalaman Petrus akan menjelaskan. “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa.” Bekerja hanya menuruti kemauan sendiri, “sak kepenake,” tidak akan menghasilkan apa-apa. Tetapi Yesus menyuruh kita bertolak ke tempat yang dalam untuk menebarkan jala. Yesus yang punya kuasa mengutus, tidak perlu ada tawar menawar. Dia yang mengutus, Dia yang akan mengurus. Mari berani diutus bertolak ke tempat yang dalam? Berani bertolak lebih dalam,Agar bisa nangkap banyak takut menjadi imamSemua sudah diatur oleh Tuhan Cawas, duc in altum
 JAKARTA, - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Letjen TNI Suharyanto bertolak ke Provinsi Riau, pada Rabu 7/6/2023 pagi. Kepergiannya ke sana untuk memimpin rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan karhutla bersama seluruh unsur Forkopimda se-Provinsi Riau. Ia dijadwalkan akan meninjau titik lokasi karhutla secara langsung melalui juga BMKG Sebut 28 Persen Wilayah Indonesia Masuk Siaga Karhutla dan KekeringanSuharyanto mengatakan, peninjauan diperlukan lantaran Indonesia akan memasuki musim kemarau yang lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya karena pengaruh dari El Nino. “BNPB akan fokus ke kebakaran hutan dan lahan. Karena prediksi BMKG pada 2023 ini kemaraunya lebih kering," kata Suharyanto dalam siaran pers, Rabu 7/6/2023. Dia menyampaikan, pihaknya akan lebih fokus dalam upaya pencegahan hingga penanganan darurat bencana hidrometeorologi kering, mulai dari antisipasi kebakaran hutan dan lahan hingga kekeringan akibat faktor cuaca. Sebab, berdasarkan proyeksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, potensi kejadian karhutla akan lebih besar dari tiga tahun terakhir. Adapun menurut data sementara per 1 Juni 2023, sudah ada 112 kejadian karhutla di juga Titik Api Mulai Bermunculan, Pemprov Kalsel Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla Sementara itu, tujuh wilayah akan mendapat perhatian khusus dari BNPB, meliputi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, status siaga darurat bencana karhutla dan kekeringan telah ditetapkan di seluruh provinsi tersebut per 29 Mei 2023. "Diprediksi potensi kejadian karhutlanya lebih besar dari tiga tahun terakhir,” tuturnya. Suharyanto menilai, ketujuh provinsi prioritas itu memang menjadi langganan bencana karhutla setiap tahun. Baca juga Ditangkap, Pelaku Karhutla di Dumai Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara Oleh sebab itu, mantan Pangdam V Brawijaya itu akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan penanganan karhutla berjalan dengan baik sehingga dampak terburuk dapat diminimalisir. Sebelumnya, BNPB juga telah mendukung operasi penanganan karhutla di Bumi Lancang Kuning dengan menyiagakan helikopter untuk patroli hingga water sisi lain, BNPB bersama BRIN, BMKG, dan TNI juga mengupayakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca TMC sebagai langkah antisipasi untuk mengurangi potensi kejadian kebakaran hutan dan lahan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

bertolak ke tempat yang lebih dalam